Mengenal cara hitung break even point adalah langkah penting bagi setiap pelaku bisnis, baik yang baru memulai maupun yang sudah berjalan. Bayangkan, Anda telah bekerja keras, mengeluarkan modal, dan menghasilkan produk atau jasa, namun keuntungan yang didapat masih jauh dari harapan.
Nah, di sinilah break even point berperan penting. Break even point adalah titik di mana pendapatan Anda sama dengan total biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain, ini adalah titik impas di mana Anda tidak mendapatkan keuntungan, tetapi juga tidak mengalami kerugian.
Mengetahui break even point akan membantu Anda memahami berapa banyak produk atau jasa yang harus Anda jual untuk menutup semua biaya dan mulai meraih keuntungan.
Pengertian Break Even Point: Cara Hitung Break Even Point
Break even point (BEP) merupakan titik impas dalam bisnis. Ini adalah titik di mana total pendapatan perusahaan sama dengan total biaya yang dikeluarkan, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Dengan kata lain, pada BEP, perusahaan tidak memperoleh keuntungan maupun kerugian.
Ilustrasi Sederhana
Bayangkan kamu membuka toko minuman. Kamu memiliki biaya tetap seperti sewa tempat, gaji karyawan, dan biaya listrik. Kamu juga memiliki biaya variabel seperti harga bahan baku minuman dan biaya kemasan. Jika kamu menjual 100 gelas minuman dengan harga Rp 10.000 per gelas, total pendapatanmu adalah Rp 1.000.000.
Jika biaya tetapmu Rp 500.000 dan biaya variabelmu Rp 400.000, maka total biaya yang dikeluarkan adalah Rp 900.000. Artinya, kamu mendapatkan keuntungan Rp 100.000. Namun, jika kamu hanya menjual 50 gelas minuman, total pendapatanmu hanya Rp 500.000. Dengan biaya tetap dan variabel yang sama, kamu mengalami kerugian Rp 400.000.
Break even point-mu adalah ketika kamu menjual 50 gelas minuman, karena total pendapatan sama dengan total biaya.
Hubungan Break Even Point, Biaya Tetap, Biaya Variabel, dan Pendapatan
Berikut adalah tabel yang menunjukkan hubungan antara break even point, biaya tetap, biaya variabel, dan pendapatan:
Jumlah Produk Terjual | Pendapatan | Biaya Tetap | Biaya Variabel | Total Biaya | Keuntungan/Kerugian |
---|---|---|---|---|---|
0 | Rp 0 | Rp 500.000 | Rp 0 | Rp 500.000 | Rp
|
50 | Rp 500.000 | Rp 500.000 | Rp 200.000 | Rp 700.000 | Rp
|
100 | Rp 1.000.000 | Rp 500.000 | Rp 400.000 | Rp 900.000 | Rp 100.000 |
150 | Rp 1.500.000 | Rp 500.000 | Rp 600.000 | Rp 1.100.000 | Rp 400.000 |
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa break even point berada pada jumlah produk terjual 100, karena pada titik tersebut keuntungan/kerugian sama dengan Rp 0.
Rumus Break Even Point
Break even point (BEP) merupakan titik impas di mana total pendapatan sama dengan total biaya, sehingga perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Dengan kata lain, perusahaan telah menutup semua biaya operasionalnya. Rumus BEP ini penting untuk membantu perusahaan menentukan target penjualan yang harus dicapai agar bisa mulai memperoleh keuntungan.
Rumus Break Even Point
Rumus break even point dapat dituliskan dalam bentuk persamaan matematika sebagai berikut:
BEP = Total Biaya Tetap / (Harga Jual Per Unit
Biaya Variabel Per Unit)
Berikut penjelasan setiap variabel dalam rumus tersebut:
- BEP: Titik impas, yaitu jumlah unit yang harus dijual untuk menutup semua biaya.
- Total Biaya Tetap: Biaya yang tetap dikeluarkan perusahaan, seperti sewa, gaji, dan biaya listrik, tanpa terpengaruh oleh jumlah unit yang diproduksi atau dijual.
- Harga Jual Per Unit: Harga yang dipatok untuk setiap unit produk yang dijual.
- Biaya Variabel Per Unit: Biaya yang berubah-ubah sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi atau dijual, seperti biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung.
Contoh Penerapan Rumus Break Even Point
Misalnya, sebuah perusahaan manufaktur memproduksi dan menjual sepatu dengan data sebagai berikut:
- Total biaya tetap: Rp10.000.000
- Harga jual per unit: Rp200.000
- Biaya variabel per unit: Rp100.000
Maka, BEP dapat dihitung dengan rumus:
BEP = Rp10.000.000 / (Rp200.000
Rp100.000) = 100 unit
Artinya, perusahaan tersebut harus menjual 100 unit sepatu untuk menutup semua biaya operasionalnya. Setelah menjual lebih dari 100 unit, perusahaan akan mulai memperoleh keuntungan.
Menghitung Break Even Point
Break even point merupakan titik impas dalam bisnis. Titik ini menunjukkan jumlah produksi atau penjualan yang diperlukan untuk menutupi semua biaya operasional dan biaya tetap. Dengan kata lain, pada titik impas, perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.
Mengetahui break even point sangat penting bagi perusahaan karena dapat membantu dalam pengambilan keputusan strategis. Misalnya, perusahaan dapat menentukan berapa banyak unit yang harus diproduksi atau dijual untuk mencapai target keuntungan tertentu. Selain itu, perusahaan juga dapat menggunakan break even point untuk menganalisis efektivitas strategi pemasaran atau menentukan harga jual yang optimal.
Menghitung Break Even Point
Menghitung break even point bisa dilakukan dengan beberapa cara. Salah satu cara yang paling umum adalah dengan menggunakan rumus berikut:
Break Even Point (BEP) = Total Biaya Tetap / (Harga Jual Per Unit
Biaya Variabel Per Unit)
Rumus ini menunjukkan bahwa break even point dapat dihitung dengan membagi total biaya tetap dengan selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit.
- Total biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun volume produksi atau penjualan berubah. Contohnya adalah biaya sewa, gaji karyawan, dan biaya utilitas.
- Biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Contohnya adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya pemasaran.
- Harga jual per unit adalah harga yang ditetapkan untuk setiap unit produk yang dijual.
Contoh Kasus Perhitungan Break Even Point
Berikut ini adalah contoh kasus perhitungan break even point untuk sebuah perusahaan yang memproduksi sepatu:
- Total biaya tetap = Rp 100.000.000
- Harga jual per unit = Rp 200.000
- Biaya variabel per unit = Rp 100.000
Dengan menggunakan rumus break even point, maka:
BEP = Rp 100.000.000 / (Rp 200.000
Rp 100.000) = 1.000 unit
Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut harus menjual 1.000 unit sepatu untuk mencapai titik impas.
Tabel Perhitungan Break Even Point
Jumlah Unit Terjual | Total Pendapatan | Total Biaya Variabel | Total Biaya Tetap | Total Biaya | Keuntungan/Kerugian |
---|---|---|---|---|---|
0 | Rp 0 | Rp 0 | Rp 100.000.000 | Rp 100.000.000 | Rp
|
500 | Rp 100.000.000 | Rp 50.000.000 | Rp 100.000.000 | Rp 150.000.000 | Rp
|
1.000 | Rp 200.000.000 | Rp 100.000.000 | Rp 100.000.000 | Rp 200.000.000 | Rp 0 |
1.500 | Rp 300.000.000 | Rp 150.000.000 | Rp 100.000.000 | Rp 250.000.000 | Rp 50.000.000 |
2.000 | Rp 400.000.000 | Rp 200.000.000 | Rp 100.000.000 | Rp 300.000.000 | Rp 100.000.000 |
Tabel ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian jika jumlah unit terjual kurang dari 1.000 unit.
Sebaliknya, perusahaan akan mendapatkan keuntungan jika jumlah unit terjual lebih dari 1.000 unit.
Manfaat Break Even Point
Mengetahui break even point (BEP) adalah hal yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan memahami BEP, perusahaan dapat membuat keputusan bisnis yang lebih strategis dan efektif. BEP adalah titik di mana total pendapatan perusahaan sama dengan total biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel.
Dengan kata lain, pada titik ini, perusahaan tidak mendapatkan keuntungan atau kerugian.
Manfaat Utama Break Even Point
Mengetahui break even point memiliki banyak manfaat bagi perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut adalah beberapa manfaat utama:
- Menentukan Harga Jual yang Tepat:BEP membantu perusahaan menentukan harga jual produk atau jasa yang tepat untuk mencapai keuntungan. Dengan mengetahui berapa banyak unit yang perlu dijual untuk menutup biaya, perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif dan menguntungkan.
- Membuat Keputusan Produksi yang Lebih Baik:BEP dapat membantu perusahaan dalam menentukan jumlah produksi yang optimal. Dengan mengetahui BEP, perusahaan dapat menghindari produksi berlebihan yang dapat menyebabkan kerugian atau kekurangan produksi yang dapat menyebabkan kehilangan peluang penjualan.
- Mengevaluasi Efisiensi Operasional:BEP dapat digunakan untuk mengevaluasi efisiensi operasional perusahaan. Jika perusahaan dapat mencapai BEP dengan biaya yang lebih rendah, maka hal ini menunjukkan bahwa perusahaan telah beroperasi secara efisien. Sebaliknya, jika perusahaan membutuhkan waktu lama untuk mencapai BEP, maka hal ini dapat mengindikasikan bahwa perusahaan perlu melakukan perbaikan dalam proses operasionalnya.
- Merencanakan Strategi Pemasaran yang Efektif:BEP dapat membantu perusahaan dalam merencanakan strategi pemasaran yang efektif. Dengan mengetahui berapa banyak unit yang perlu dijual untuk mencapai keuntungan, perusahaan dapat menentukan target pasar dan strategi pemasaran yang tepat untuk mencapai target tersebut.
- Memperoleh Pendanaan:BEP dapat menjadi alat yang berguna dalam memperoleh pendanaan. Investor dan bank cenderung lebih tertarik untuk mendanai perusahaan yang memiliki BEP yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan dan melunasi pinjaman.
Contoh Penerapan Break Even Point dalam Pengambilan Keputusan
Bayangkan sebuah perusahaan yang memproduksi sepatu. Perusahaan tersebut memiliki biaya tetap sebesar Rp. 100.000.000 per bulan dan biaya variabel sebesar Rp. 50.000 per pasang sepatu. Harga jual per pasang sepatu adalah Rp.
100.000. Dengan menggunakan rumus BEP, perusahaan dapat menghitung bahwa BEP-nya adalah 2.000 pasang sepatu. Artinya, perusahaan harus menjual 2.000 pasang sepatu per bulan untuk menutup semua biaya dan tidak mengalami kerugian.
Dengan mengetahui BEP ini, perusahaan dapat mengambil keputusan bisnis yang lebih baik. Misalnya, perusahaan dapat:
- Menentukan Strategi Penjualan:Jika perusahaan ingin meningkatkan keuntungan, mereka dapat meningkatkan volume penjualan di atas 2.000 pasang sepatu. Mereka dapat menjalankan promosi atau kampanye pemasaran untuk mencapai target penjualan yang lebih tinggi.
- Menyesuaikan Harga Jual:Jika perusahaan mengalami kesulitan untuk mencapai target penjualan, mereka dapat mempertimbangkan untuk menyesuaikan harga jual. Mereka dapat menurunkan harga jual untuk menarik lebih banyak pembeli, tetapi harus tetap memperhatikan margin keuntungan yang ingin mereka capai.
- Mencari Cara untuk Mengurangi Biaya:Perusahaan juga dapat mencari cara untuk mengurangi biaya produksi, seperti mencari pemasok bahan baku yang lebih murah atau meningkatkan efisiensi proses produksi. Dengan mengurangi biaya, perusahaan dapat mencapai BEP dengan volume penjualan yang lebih rendah.
Manfaat Break Even Point dalam Berbagai Aspek Bisnis
Aspek Bisnis | Manfaat Break Even Point |
---|---|
Penentuan Harga Jual | Membantu perusahaan menentukan harga jual yang tepat untuk mencapai keuntungan. |
Pengambilan Keputusan Produksi | Membantu perusahaan dalam menentukan jumlah produksi yang optimal. |
Evaluasi Efisiensi Operasional | Membantu perusahaan mengevaluasi efisiensi operasional dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. |
Perencanaan Strategi Pemasaran | Membantu perusahaan dalam merencanakan strategi pemasaran yang efektif untuk mencapai target penjualan. |
Perolehan Pendanaan | Membantu perusahaan memperoleh pendanaan dari investor dan bank. |
Faktor yang Mempengaruhi Break Even Point
Break even point (BEP) adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya. Ini berarti bahwa perusahaan tidak menghasilkan keuntungan atau kerugian. BEP adalah alat yang penting bagi bisnis untuk memahami tingkat produksi yang diperlukan untuk mencapai profitabilitas. Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi BEP, dan memahami faktor-faktor ini dapat membantu bisnis untuk mengoptimalkan strategi mereka dan meningkatkan peluang keberhasilan mereka.
Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah, tidak peduli berapa banyak unit yang diproduksi. Contoh biaya tetap termasuk sewa, gaji, dan asuransi. Biaya tetap dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap BEP. Semakin tinggi biaya tetap, semakin tinggi BEP. Hal ini karena perusahaan harus menghasilkan lebih banyak pendapatan untuk menutupi biaya tetap yang lebih tinggi.
- Sebagai contoh, perusahaan dengan biaya tetap $100.000 harus menghasilkan $100.000 dalam pendapatan untuk mencapai BEP. Jika biaya tetap meningkat menjadi $150.000, maka perusahaan harus menghasilkan $150.000 dalam pendapatan untuk mencapai BEP.
Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan jumlah unit yang diproduksi. Contoh biaya variabel termasuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya energi. Biaya variabel juga dapat memengaruhi BEP. Semakin tinggi biaya variabel, semakin tinggi BEP.
- Sebagai contoh, perusahaan dengan biaya variabel $10 per unit harus menghasilkan $10 per unit untuk menutupi biaya variabel. Jika biaya variabel meningkat menjadi $15 per unit, maka perusahaan harus menghasilkan $15 per unit untuk menutupi biaya variabel.
Harga Penjualan
Harga penjualan adalah harga yang dibebankan pada setiap unit yang dijual. Harga penjualan dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap BEP. Semakin tinggi harga penjualan, semakin rendah BEP. Hal ini karena perusahaan harus menghasilkan lebih sedikit unit untuk mencapai BEP.
- Sebagai contoh, perusahaan dengan harga penjualan $20 per unit harus menjual 5.000 unit untuk mencapai BEP. Jika harga penjualan meningkat menjadi $25 per unit, maka perusahaan hanya perlu menjual 4.000 unit untuk mencapai BEP.
Efisiensi Produksi, Cara hitung break even point
Efisiensi produksi adalah ukuran seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan produk atau layanannya. Efisiensi produksi dapat memengaruhi BEP. Semakin efisien perusahaan, semakin rendah BEP. Hal ini karena perusahaan dapat menghasilkan lebih banyak unit dengan biaya yang lebih rendah.
- Sebagai contoh, perusahaan dengan efisiensi produksi yang tinggi dapat menghasilkan 10.000 unit dengan biaya $100.000. Perusahaan dengan efisiensi produksi yang rendah mungkin harus mengeluarkan $150.000 untuk menghasilkan 10.000 unit. Perusahaan dengan efisiensi produksi yang lebih tinggi memiliki BEP yang lebih rendah.
Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran dapat memengaruhi BEP dengan memengaruhi volume penjualan. Strategi pemasaran yang efektif dapat membantu perusahaan meningkatkan volume penjualan, yang pada gilirannya dapat menurunkan BEP.
- Sebagai contoh, perusahaan yang meluncurkan kampanye pemasaran yang sukses dapat meningkatkan volume penjualan sebesar 20%. Peningkatan volume penjualan ini dapat menurunkan BEP.
Break Even Point dalam Berbagai Skala Bisnis
Break even point (BEP) merupakan titik di mana pendapatan total sama dengan biaya total, baik itu biaya tetap maupun biaya variabel. Pada titik ini, bisnis tidak mendapatkan keuntungan atau kerugian. Memahami BEP sangat penting bagi setiap bisnis, terlepas dari skalanya, karena dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang strategis.
Penerapan BEP dalam bisnis kecil, menengah, dan besar memiliki beberapa perbedaan, terutama dalam hal kompleksitas dan faktor yang dipertimbangkan. Berikut ini adalah penjelasan lebih detail mengenai BEP dalam berbagai skala bisnis.
BEP pada Bisnis Kecil
Bisnis kecil umumnya memiliki struktur biaya yang lebih sederhana. Biaya tetap cenderung lebih rendah, dan biaya variabel lebih mudah diprediksi. Oleh karena itu, menghitung BEP pada bisnis kecil relatif lebih mudah. Contohnya, bisnis kecil yang menjual produk makanan mungkin memiliki biaya tetap seperti sewa, gaji karyawan, dan biaya utilitas.
Sementara biaya variabelnya adalah biaya bahan baku, kemasan, dan transportasi. Dengan mengetahui total biaya tetap dan variabel, bisnis dapat menghitung BEP dengan mudah.
BEP pada bisnis kecil dapat digunakan untuk menentukan jumlah produk yang harus dijual untuk mencapai titik impas. Selain itu, BEP juga dapat membantu dalam menetapkan harga jual produk, mengelola inventaris, dan membuat keputusan terkait investasi.
BEP pada Bisnis Menengah
Bisnis menengah memiliki struktur biaya yang lebih kompleks dibandingkan bisnis kecil. Mereka mungkin memiliki lebih banyak biaya tetap, seperti biaya pemasaran, riset dan pengembangan, dan administrasi. Biaya variabel juga bisa lebih beragam, tergantung pada jenis bisnis dan skala operasinya.
Untuk menghitung BEP pada bisnis menengah, perlu dipertimbangkan lebih banyak faktor, seperti perubahan harga bahan baku, fluktuasi permintaan, dan persaingan. Selain itu, bisnis menengah mungkin perlu menggunakan metode yang lebih canggih untuk menghitung BEP, seperti analisis sensitivitas dan skenario.
BEP pada Bisnis Besar
Bisnis besar memiliki struktur biaya yang sangat kompleks. Mereka memiliki banyak biaya tetap, termasuk biaya infrastruktur, penelitian dan pengembangan, dan pemasaran. Biaya variabel juga bisa sangat bervariasi, tergantung pada jenis produk atau layanan yang mereka tawarkan.
Menghitung BEP pada bisnis besar menjadi lebih kompleks karena mereka perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti fluktuasi mata uang, perubahan kebijakan pemerintah, dan kondisi ekonomi global. Selain itu, bisnis besar mungkin memiliki beberapa lini produk atau layanan, sehingga mereka perlu menghitung BEP untuk setiap lini secara terpisah.
Adaptasi BEP untuk Berbagai Jenis Bisnis
BEP dapat diadaptasi untuk berbagai jenis bisnis, seperti bisnis manufaktur, jasa, ritel, dan online. Berikut adalah beberapa contoh adaptasi BEP untuk jenis bisnis yang berbeda:
- Bisnis Manufaktur:BEP dalam bisnis manufaktur dihitung dengan mempertimbangkan biaya produksi, seperti biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead.
- Bisnis Jasa:BEP dalam bisnis jasa dihitung dengan mempertimbangkan biaya tenaga kerja, biaya operasional, dan biaya pemasaran.
- Bisnis Ritel:BEP dalam bisnis ritel dihitung dengan mempertimbangkan biaya sewa, biaya persediaan, dan biaya operasional.
- Bisnis Online:BEP dalam bisnis online dihitung dengan mempertimbangkan biaya pengembangan website, biaya pemasaran online, dan biaya hosting.
Perbedaan Karakteristik BEP pada Skala Bisnis yang Berbeda
Karakteristik | Bisnis Kecil | Bisnis Menengah | Bisnis Besar |
---|---|---|---|
Struktur Biaya | Relatif sederhana, biaya tetap rendah | Lebih kompleks, biaya tetap lebih tinggi | Sangat kompleks, biaya tetap sangat tinggi |
Metode Perhitungan | Relatif mudah, menggunakan metode sederhana | Lebih kompleks, menggunakan analisis sensitivitas dan skenario | Sangat kompleks, menggunakan model keuangan yang canggih |
Faktor yang Dipertimbangkan | Biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead | Biaya bahan baku, tenaga kerja, overhead, pemasaran, riset dan pengembangan | Biaya bahan baku, tenaga kerja, overhead, pemasaran, riset dan pengembangan, fluktuasi mata uang, kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi global |
Tujuan Penggunaan | Menentukan jumlah produk yang harus dijual untuk mencapai titik impas, menetapkan harga jual produk, mengelola inventaris | Menentukan jumlah produk yang harus dijual untuk mencapai titik impas, menetapkan harga jual produk, mengelola inventaris, membuat keputusan terkait investasi | Menentukan jumlah produk yang harus dijual untuk mencapai titik impas, menetapkan harga jual produk, mengelola inventaris, membuat keputusan terkait investasi, strategi bisnis, dan pengambilan keputusan strategis |
Penutup
Menghitung break even point bukan hanya tentang rumus, tapi juga tentang strategi. Dengan memahami cara menghitung break even point, Anda dapat membuat keputusan bisnis yang lebih tepat, meminimalkan risiko, dan memaksimalkan potensi keuntungan.
Pertanyaan Umum yang Sering Muncul
Apakah break even point selalu sama untuk setiap periode?
Tidak, break even point dapat berubah tergantung pada perubahan biaya, harga jual, dan volume penjualan.
Bagaimana cara menurunkan break even point?
Anda dapat menurunkan break even point dengan cara mengurangi biaya tetap, meningkatkan harga jual, atau meningkatkan volume penjualan.
Tinggalkan komentar